Studi terbaru yg dtrbtkan dlm jurnal Human Reproduction mnnjukkan stres brdmpk pd kemampuan perempuan utk hamil. krnnya, ahli menyarankan perempuan yg susah hamil utk mncba sejmlh teknik mngtasi stres.
"Yoga, meditasi, ketenangan pikiran trbkti sukses mmbwa dmpk kshatn scra umum. Hal itu jg bs mmbntu mngtasi mslh infertilitas," kata Courtney D Lynch, direktur epidemiologi reprduksi Ohio State University.
Studi ini melbatkan 401 responden perempuan yg mnghentikn kontrasepsinya & menjalani program anak. mrka menjalani pengujian air liur utk mengetes kadar enzim alpha-amylase & hormon kortisol yg berkaitan dg stres.
Para perempuan tsb menyediakan sampel air liur ketika studi berlngsung. Sampel kedua diambil ketika mrka menstruasi. Kedua sampel air liur ini kmudian dbnding.
Peneliti menganalisis sampel air liur tsb & memonitor keadaan para responden perempuan utk mengetahui berapa lama wktu yg mrka btuhkan utk hamil. perempuan yg hamil pd bulan pertama masa studi (berdsrkan sampel air liur pertama bkn sampel ketika menstruasi) jg dianalisis olh para peneliti.
Hasil temuannya, mnrut para peneliti, mslh infertilitas mncl saat responden tidak kunjung hamil sesudah 12 bulan walau telah berhbngn seksual tnpa proteksi. Sepnjg riset berlngsung, peneliti menctt ada 347 perempuan yg sukses hamil & 54 orang ggl hamil.
mnrut peneliti, hormon kortisol tak berhbngn dg mslh kesuburan. tapi, kadar tinggi enzim alpha-amylase mningkatkn rsko infertilitas 2 kali lipat. Kadar enzim ini menandakan stres yg trjdi berkepanjgn.
Faktor lain yg jg memengaruhi mslh kesuburan ialah umur, ras, pendapatan, faktor kshatn & sosial ekonomi.
tribunnews.com
"Yoga, meditasi, ketenangan pikiran trbkti sukses mmbwa dmpk kshatn scra umum. Hal itu jg bs mmbntu mngtasi mslh infertilitas," kata Courtney D Lynch, direktur epidemiologi reprduksi Ohio State University.
Studi ini melbatkan 401 responden perempuan yg mnghentikn kontrasepsinya & menjalani program anak. mrka menjalani pengujian air liur utk mengetes kadar enzim alpha-amylase & hormon kortisol yg berkaitan dg stres.
Para perempuan tsb menyediakan sampel air liur ketika studi berlngsung. Sampel kedua diambil ketika mrka menstruasi. Kedua sampel air liur ini kmudian dbnding.
Peneliti menganalisis sampel air liur tsb & memonitor keadaan para responden perempuan utk mengetahui berapa lama wktu yg mrka btuhkan utk hamil. perempuan yg hamil pd bulan pertama masa studi (berdsrkan sampel air liur pertama bkn sampel ketika menstruasi) jg dianalisis olh para peneliti.
Hasil temuannya, mnrut para peneliti, mslh infertilitas mncl saat responden tidak kunjung hamil sesudah 12 bulan walau telah berhbngn seksual tnpa proteksi. Sepnjg riset berlngsung, peneliti menctt ada 347 perempuan yg sukses hamil & 54 orang ggl hamil.
mnrut peneliti, hormon kortisol tak berhbngn dg mslh kesuburan. tapi, kadar tinggi enzim alpha-amylase mningkatkn rsko infertilitas 2 kali lipat. Kadar enzim ini menandakan stres yg trjdi berkepanjgn.
Faktor lain yg jg memengaruhi mslh kesuburan ialah umur, ras, pendapatan, faktor kshatn & sosial ekonomi.
tribunnews.com